Langsung ke konten utama

Cerpen Kau Bukan Untukku



“Kau Bukan Untukku”
By:Agustina Citra Windianingsih

“Tingg” ponselku berdering, segera ku lihat pesan yang masuk, tak kusangka ternyata itu dari Widia, perempuan yang selama ini ku tunggu kabarnya... akupun tenggelam bercakap-cakap dengannya dalam ruang maya, entah mengapa rasa senang dan semangat selalu membuncah setiap kali aku bertegur sapa dengannya, dialah yang membuatku semangat dalam menjalani hari-hariku... sudah sekitar empat tahun lamanya aku menemaninya sebagai seorang teman atau bisa dibilang kakak, walaupun perasaanku menampik hal itu, karena ada perasaan mendalam yang ku simpan untuknya, aku yakin diapun sebenarnya juga menyimpan rasa padaku, dari caranya membalas pesanku, semuanya terbaca jelas, bukannya aku tidak berani untuk mengutarakan perasaanku padanya tapi... dia sempat bercerita kepadaku bahwa dia tidak punya niatan untuk menjalin kasih dan mengulang masa-masa pahitnya dulu, saaat dia diselingkuhi dan ditinggal pergi oleh lelaki yang pernah singgah di hatinya bahkan pernah berikrar setia padanya. Banyak hal yang bisa jadi bahan pembicaraan setiapkali aku bersamanya, entahlah aku juga bingung selalu saja ada topik menarik yang bermunculan saat kami bersama, hingga aku merasa menemukan seseorang yang benar-benar aku cari... 
Haripun berganti minggu, tepat tanggal duabelas bulan sebelas tahun ini, widia berpamitan kepadaku, dia hendak meneruskan kuliah di Universitas Nakula Sadewa, ya memang aku dan Widia berselisih umur sekitar lima tahu, dan sekarang dia sedang mempersiapkan untuk masuk ke perguruan tinggi yang dia impikan. Sementara aku sudah berumur 23tahun dan masih menimba ilmu di salah satu pesantren yang berada di Jawa Tengah, namun setiap bulan aku selalu menyempatkan diri untuk pulang ke Jogja hanya sekedar untuk melepas rindu dengan keluarga terutama dengan Widia. Tapi kini dia malah akan pergi meninggalkanku untuk waktu yang tidak sebentar, dia mengatakan padaku bahwa dia tidak yakin apakah dia bisa bertemu lagi denganku...  Widia memang perempuan yang cerdas dan mempunyai impian yang tinggi, karena ia ingin membahagiakan ayah ibunya, tentu aku tidak dapat mecegah kepergiannya itu, aku pun pasrah dan mungkin ini perpisahan yang harus aku hadapi. Seharusnya aku bisa menunggunya walaupun kepergiannya tidaklah sebentar seperti yang sudah dia lakukan selama kurang lebih empat tahun ini, dia yang selalu sabar menungguku yang bolak-balik Jawa Tengah-Jogja... tapi kurasa takdir berkata lain, dan Tuhan punya rencanaNYA sendiri. Ingin ku menunggu dan bersama dengan Widia... tapi orangtuaku sudah memilihkan seorang wanita untukku, bukannya mereka tidak memberiku
kesempatan untuk memilih calon pendampingku sendiri, tapi.. aku tidak bisa membawa Widia kerumah dan mengenalkan pada orangtuaku, dia baru saja lulus SMA, dan dia tidak mempunyai keinginan untuk menikah di usianya yang masih muda itu, dia masih ingin mengapai mimpi-mimpinya dan tentunya aku tidaklah sanggup merenggut harapan dan mimpinya itu, awalnya memenag berat bagiku menerima perjodohan ini, namun aku terus merenungkan apa yang sudah terjadi, dan meminta petunjuk kepadanya, barangkali ini memang jalan yang terbaik yang telah Tuhan pilihkan untukku, aku akan berusaha untuk menerima perjodohan ini dengan ikhlas, dan menyimpan dalam-dalam cintaku pada Widia. Aku berdoa untuknya semoga dia kelak mendapatkan lelaki yang baik dan saleh. Dan kini ku akan menjalani kehidupanku yang baru bersama Sofiya.




ilustrasi oleh yourbae, girls cartoon, pinterest.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puncak Sosok Jogja

  Puncak sosok      Destinasi wisata yang terletak di daerah Bawuran,Pleret,Bantul ini belakangan menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Puncak sosok memiliki daya tarik tersendiri, khususnya bagi para anak muda. Di tempat ini terdapat pertunjukan akustik setiap malamnya, pertunjukkan dilakukan di atas panggung bambu nan estetik. Pertunjukkan biasanya diisi oleh band anak muda lokal dari Jogja. Selain musiknya yang menjadi daya tarik, pemandangan yang disuguhkan pun sangat menarik. Dari puncak sana kita bisa melihat kemerlip lampu kota. Selain itu, terdapat spot untuk bersantai berupa kursi-kursi dari kayu. Tetapi apabila kehabisan slot untuk duduk di kursi, anda bisa menyewa tikar yang ditwarkan disana. Harganya terjangkau hanya dengan Rp.5000 anda sudah bisa menyewa tikar untuk bersantai bersama teman dan bersama pengunjung lain. Untuk biaya masuknya dikenakan tarif seikhlasnya. Gimana ga seneng deh dateng ke tempat ini, terjangkau banget di kantong. Sambil kita meli

Cerkak Aku sing salah

AKU SING SALAH By: Agustina Citra Windianingsih Ing salah sawijining dina nalika umurku kira-kira 9 taun, aku dolanan ingkling dhewekan ana ing plataran omah sinambi ngulatake obahe srengenge kang saya medun tumuju kulon, langite ketok sansaya kuning, endah menawa didelokake, aku krungu swarane bapak nimbali aku, dumadakan aku mungkasi anggonku dolanan banjur nyedhaki bapak “Ana apa pak? Kok nimbali aku?” takonku kepengen ngerti “ayo melu bapak menyang blmbang, kowe seneng to nek dolanan neng blumbang,sisan bapak arep niliki sawah sek cerak blumbang” “nggih pak, ayo” wangsulanku karo mlaku cepet tumuju blumbang, durung let sue aku mlaku, adhiku klayu, dheweke banjur nututi aku lan bapak, blumbange pancen ora pati adoh saka ngomah kira-kira sekilo saka ngomah dadi aku lan bapak namung mlaku,nanging adhiku ora gelem menawa dikon mlaku dheweke lagi seneng-senenge numpak pit. Tekane blumbang pranyata kanca-kancaku wes padha dolanan ing ngisor wit pelem , dumadakan aku malayu n

Bening lan mas ahmad

BENING LAN MAS AHMAD Nalika srengenge lagi wae jedul saka sisih wetan, ditututi klurukan jago salip-salipan, adan uga dikumandangake, Bening kang biasane wayah subuh wis tangi, ketok iseh aras-arasen dikancani iluh kang isih tumetes deres ing pipine. Bening menika salah satunggaling santriwati kang mondok ing Tsanawiyah Jombang, durung suwe dheweke lulus lan nerusake kuliah ing kutha Ngayogyakarta, kutha kang dadi saksi nalika dheweke pisanan weruh kauripan ing dunya. Seminggu iki Bening pancen rada beda, dheweke luwih seneng ndhekem ing kamare karo tetangisan, padahal Bening sejatine bocah kang ceria lan saged ngawe kanca-kancane ngguyu kepingkel-pingkel yen dheweke lagi cerita nyrocos. Ananging ora ana sing ngerti kepriye Bening nalika dheweke ing kamar, mung guling lan tembok kang nyekseni Bening nalika lagi miyur atine. Bening pancen pinter yen ndhelikake kasusahane ing ngarepe kanca-kancane amarga dheweke ora kepingin ngrepoti kancane. Bening menika namung urip dhewe ing