Bagian Pertama –PROLOG-
Kala, selalu
memberikan kesan yang berbeda. Kala itu, di persimpangan jalan agro terlihat
malaikat yang turun bersama hujan. Malaikat? Ya malaikat, bagiku dia adalah sosok
malaikat yang dikirimkan Tuhan bersamaan dengan datangnya hujan. Turunnya hujan
sebagai simbol kepedihan. Ku perhatikan ia dari jauh, kutunggui ia hingga
malaikat itu sadar akan kehadiranku. Menolehlah ia ke arahku dan kudapati
senyuman manis yang menyejukkan hati dari wajahnya. Kusapa ia dan kutanyakan
sudah berapa lama ia membasahi diri dengan air hujan nan harum tanah ini. Ia
tidak mempermasalahkan berapa lama ia bersama hujan, katanya selama yang ia
tunggui adalah aku, tidak masalah dengan waktu atau pun hujan yang harus ia
hadapi. Sunggh manis bukan kata-katanya. Ya… karena ketulusan dan kesungguhan
hatinya dalam menujuku-lah yang selalu berhasil membuatku tidak dapat
memalingkan diri dari memandanginya. Menatapinya sebagai masa depanku kelak. Ku
hadapi hujan besamanya, kadang kala berteduh sebentar lalu menerjang hujan
lagi. Sungguh menyenangkan, rasanya seperti seorang bocah yang bebas bermain
air tanpa takut menjadi sakit. Ya… karena bersamanya mendatangkan kebahagiaan
dan kata orang kebahagiaan itu adalah penangkal sakit yang pling hebat. Hingga
akhirnya kita sampai di persimpangan jalan menuju tempat singgahku, malaikat
itu pun memastikan aku pulang dengan aman. Hari-hari berikutnya adalah hari
dimana mahasiswa diliburkan karena telah melaksanakan ujian akhir semester. Aku
senang.. ya.. bagaimana tidak. Aku akan memiliki semakin banyak waktu untuk
dapat kuhabiskan bersama malaikat manis itu. Hari-hari berikutnya ku jelajahi
tempat-tempat indah. Mendaki sebuah bukit dengan perjalnan kurang lebih 2 jam
dari rumah. Memandangi pegunungan, mengabadikan waktu yang berhenti di tempat
itu. Ia pun berbaring di kakiku dan aku memainkan rambutnya. Kulihat ia
memejamkan mata seperti seseorang yang telah memperoleh suatu tempat yang
nyaman untuk mengistirahatkan jiwanya. Aku pun tau, kehidupan tidak terasa
mudah baginya, namun ia tetap berusaha untuk menerjang getirnya kehidupannya.
Sama halnya ketika ia menerjang derasnya hujan. Kadang kala, aku merasa kasihan
dan tidak tega dengan kehidupan yan ia alami………, namun harus ku akui ia cukup
tangguh untuk terus bertahan dan berjuang. Terbersit rasa bangga dalam hatiku.
Semoga malaikat di hadapanku ini mampu untuk terus menerjang hujan hingga
hujan itu tidak ada lagi dan berganti awan cerah yang menenangkan hati.
Bersambung…………………
Oleh : Agustina Citra
Windianingasih
lanjut min. semangat!!
BalasHapusayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
BalasHapusdapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q :-* (f) (f) (f)