Bagian Pertama –PROLOG- Kala, selalu memberikan kesan yang berbeda. Kala itu, di persimpangan jalan agro terlihat malaikat yang turun bersama hujan. Malaikat? Ya malaikat, bagiku dia adalah sosok malaikat yang dikirimkan Tuhan bersamaan dengan datangnya hujan. Turunnya hujan sebagai simbol kepedihan. Ku perhatikan ia dari jauh, kutunggui ia hingga malaikat itu sadar akan kehadiranku. Menolehlah ia ke arahku dan kudapati senyuman manis yang menyejukkan hati dari wajahnya. Kusapa ia dan kutanyakan sudah berapa lama ia membasahi diri dengan air hujan nan harum tanah ini. Ia tidak mempermasalahkan berapa lama ia bersama hujan, katanya selama yang ia tunggui adalah aku, tidak masalah dengan waktu atau pun hujan yang harus ia hadapi. Sunggh manis bukan kata-katanya. Ya… karena ketulusan dan kesungguhan hatinya dalam menujuku-lah yang selalu berhasil membuatku tidak dapat memalingkan diri dari memandanginya. Menatapinya sebagai masa depanku kelak. Ku hadapi hujan besamanya, kadang kala ber
Review Tempat Wisata Jogja . Review buku . Laporan Praktikum . Kumpulan Cerpen Bahasa Indonesia . Kumpulan Cerkak bahasa Jawa . ig: @citra_aagustina